Memahami Permasalahan Remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Masa remaja adalah fase akil balig yang dialami seseorang. Di masa inilah seorang anak mulai ada perubahan fisik dan psikologis menuju dewasa sebagai langkah awal dalam menerima tanggung jawab secara pribadi dan sosial. Perubahan yang terjadi pada anak dari segi fisik dan psikologis diikuti dengan bersamaannya hormon-hormon yang mulai berkembang. Apabila anak sudah memiliki bekal yang cukup berupa pengetahuan, matang secara psikologis maka tidak sulit melewati masa peralihan tersebut. Hal tersebut karena pondasi moral dan nilai-nilai agama, kebiasaan-kebiasaan baik sudah diperoleh sejak kecil dari orang tuanya. Sehingga masalah-masalah yang ada dapat dikelola dengan baik karena sudah memiliki bekal awal yaitu pemahaman diri, keyakinan nilai-nilai moral dan agama dalam menghadapi dunia remaja yang identik dengan ketergantungan sosial terutama lingkungan dan pergaulan teman sebayanya.
Orang tua ketika memiliki seorang anak yang menginjak remaja, terkadang merasa bingung bagaimana menghadapi sikap yang ditampilkan anaknya tersebut. Selama ini orang tua merasa anak yang ada di hadapannya adalah anak yang masih kecil dan belum sempurna dalam melakukan hal apa pun. Sehingga perlakuan yang ditampilkan orang tua terkadang berlebihan untuk anak seusia itu. Orang tua merasa anak remajanya masih kanak-kanak dan terkaget-kaget ketika anak remajanya itu tidak merespon dengan baik bantuan yang diberikan kepada dirinya.
Sedangkan dalam diri remaja, mulai timbul ketergantungan dengan teman sebayanya, baik dalam hal pengambilan keputusan ataupun menyukai sesuatu. Dari sinilah masalah yang dialami remaja itu muncul. Ada semacam kegalauan atau kebimbangan dalam memandang terhadap suatu masalah, sehingga menampilkan sikap yang berbeda antara pandangan orang tua dengan anak remajanya.
Remaja merupakan tema yang memiliki daya tarik untuk dibicarakan dan topic yang selalu ada di sepanjang masa. Pada fase ini merupakan fase peralihan memasuki dunia dewasa. Di fase inilah, seorang remaja merasakan permulaan kehidupannya , karena banyak hal-hal baru yang ada dalam dirinya secara fisik dan psikologis. Orang tua terkadang sangat khawatir akan perkembangan anak remajanya, karena merasa remaja adalah masa yang rawan akan terjadi permasalahan, baik secara fisik dan psikologis. Hal tersebut mungkin dikarenakan orang tua kurang memiliki persiapan ketika mendidiknya di fase anak-anak. Mungkin pula kebanyakan orang tua, terlalu sibuk dengan urusan mengurus kebutuhan fisik anak-anak, namun lupa untuk membuat penetapan tujuan bagi keluarganya.
Selain orang tua, guru pun memiliki peran yang penting untuk membantu perkembangan remaja, sehingga diharapkan orang tua dan guru dapat bekerja sama dengan baik sebagai unsur yang mempunyai pengaruh terhadap pembentukan karakter remaja . Orang tua peduli dan memperhatikan fisik, psikologis dan penanaman ilmu agama, sedangkan guru di sekolah mengembangkan potensi kemampuan akademik dan psikologis dan lingkungan sosialnya. Apabila kepedulian dan perhatian orang tua maksimal, maka anak yang memasuki masa remaja memiliki benteng dan nutrisi yang sehat, sehingga dirinya mampu menghadapi unsur negatif di luar dirinya dan dapat menyaring informasi yang ada di lingkungan sekitar dirinya. Bagi remaja yang tak bermasalah secara sosial dan nilai-nilai moral perlu juga mendapatkan bimbingan pribadi dalam menghadapi perkembangannya dalam mengembangkan potensinya secara optimal.
Masalah yang dialami remaja beragam, adapun beberapa yang terjadi diakibatkan berikut ini;
1. Tidak mengetahui dan memahami konsep diri
Hal ini yang secara umum ditemui di kalangan remaja, karena ketidakpahaman tentang apa pandangan tentang dirinya dan orang lain memandang dirinya. Sehingga rentan dalam pergaulan sosial, sehingga mudah terpengaruh terhadap hal-hal yang di luar dirinya. Bahkan cenderung ingin menjadi jati diri orang lain seperti tokoh idola terutama tokoh artis luar negeri, contohnya k-pop dan lain-lain, sehingga hampir tidak menjadi dirinya sendiri.
2. Tidak memiliki tujuan hidup
Dikarenakan tidak paham akan konsep diri , sehingga berdampak pada ketidakpedulian dan ketidaktahuan remaja pada tujuan hidupnya. Akibat tidak memilik tujuan hidup, akhirnya remaja mudah terbawa arus. Ketika ada orang lain mengajak tindakan negatif , remaja tidak memiliki filter yang kuat dan tidak mempunyai tujuan yang pasti dalam hidupnya
3. Merasa tidak diperhatikan orang tua
Sikap kritis yang mulai berkembang saat remaja, terkadang membuat remaja merasa selalu kurang terhadap apa yang telah diberikan orang tuanya. Apabila ada perbedaan peraturan, terkadang membandingkan perhatian orang tuanya dengan orang tua temannya, . Misalnya dalam hal peraturan yang ada di rumah, si A tidak dibelikan HP oleh orang tua, sedangkan di lingkungan teman-temannya rata-rata dibelikan HP oleh orang tuanya. Demikian juga peraturan atau kejadian yang ada di rumah, pembelian barang-barang yang tidak sama antara kakak dan adiknya. Sehingga hal-hal kecil yang berbeda menjadi sensitif dan menimbulkan sikap kritis bagi remaja. Orang tua perlu melakukan dialog dan komunikasi yang baik dan positif dalam menanggapi kritik dan respon yang diberikan remaja.
4. Ketidakpahaman orang tua dalam mendidik anaknya yang sudah menginjak remaja, sehingga ada jarak dengan anaknya
Orang tua cenderung merasa bingung ketika menghadapi anak yang sudah beranjak remaja dan merasa kaget dengan perubahan yang dialami anaknya dibandingkan dengan masa kanak-kanaknya. Ada perubahan sikap yang diperlihatkan anak remajanya, namun orang tua cenderung memperlakukan sama sebagaimana perlakuan terhadap masa kanak–kanaknya. Hal ini menyebabkan bentuk perhatian orang tua tidak ditangkap dan diterima dengan baik oleh anak remaja.
Dari beberapa hal yang terjadi pada anak remaja, menimbulkan banyak permasalahan yang dialami. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter anak-anaknya. Orang tua diharapkan untuk selalu belajar dan peduli tentang pendidikan anak-anaknya supaya tidak terlewat terhadap masa–masa rentan yang dialami anak-anaknya. Orang tua juga harus selalu introspeksi terhadap cara mendidik anak-anaknya, sehingga tidak selalu menyalahkan orang lain ketika melihat kenyataan ketika anaknya mengalami permasalahan, terutama yang berhubungan dengan pergaulan sosial yang mengarah negatif.
Peran orang tua dalam membentuk kepribadian anak remaja, juga perlu disadari dan dipahami oleh setiap orang tua. Penggunaan kalimat komunikasi juga sangat berdampak kepada pembentukan karakter remaja. Orang tua harus pandai menggunakan kalimat komunikasi kepada anak, karena kata-kata yang diucapkan orang tua kepada anak mempengaruhi pola pikir anak-anak yang membekas hingga masa dewasa. Kata-kata negatif dalam berbicara, perintah, nasehat yang diucapkan terhadap anak , akan teringat hingga remaja mengingat remaja adalah masa di saat seorang anak mulai berkembang secara psikologis dan kognitif. Informasi-informasi yang diterima di masa kecilnya yang terekam dalam memorinya, muncul kembali dan otaknya mengolah informasi yang diperolehnya pada saat kanak-kanak.
Pada masa remaja inilah , kalimat nasehat yang diberikan orang tua terkadang tidak berdampak efektif. Nasehat yang diberikan orang tua apabila tidak tepat masa pemberiannya akan menyebabkan remaja menolak bahkan membantah jika cara penyampaiannya tidak baik apalagi ditambah dengan penilaian negatif. Oleh karena itu orang tua perlu mengetahui dan memahami permasalahan yang ada pada remaja,supaya dapat mengantisipasi penyebab timbulnya masalah.
Diharapkan orang tua juga memiliki kesadaran dan keinginan belajar serta memperbaiki diri secara bertahap dalam upaya mendidik anaknya dan mengantarkan masa remaja, dengan belajar ilmu pengasuhan/parenting anak. Pelatihan-pelatihan komunikasi yang baik dan positif terhadap anak-anak juga sangat penting dibutuhkan orang tua dalam membentuk karakter dan kepribadian anak.
Apabila setiap orang tua sadar dan paham tentang perannya sebagi orang tua bagi anak- anaknya, minimal akan memperkecil masalah–masalah yang mungkin terjadi pada anak-anaknya ketika masa remaja.
💗Selamat menjadi orang tua pembelajar…..👍
Komentar
Posting Komentar